Mari mengenal IDAHOBIT

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Telegram

Kalian sudah pernah mendengar istilah IDAHOBIT, apa sih itu? Mari kita telusuri bersama-sama tentang makna kata tersebut. IDAHOBIT merupakan singkatan dari International Days Against Homophobia, Biphobia and Transphobia (hari Internasional melawan kebencian terhadap komunitas Lesbian, Gay, Biseksual, Trans* dan Intersex) yang diperingati setiap tanggal 17 Mei setiap tahunnya.

Mengapa diperingati setiap tanggal 17 Mei?

Pada tanggal 17 Mei 1990, WHO (World Health Organization) mengeluarkan homoseksual dari penyakit gangguan jiwa dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders(DSM) yang membutuhkan waktu 17 tahun bagi American Psychiatric Association’s (APA) untuk dapat melakukannya. Di Indonesia, kita lebih mengenalnya dengan PPDGJ (Pedoman dan Penggolongan Diagnosa Gangguan Jiwa). PPDGJ ini diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan dan menjadi panduan bagi para Psikolog dan Psikiater. Pernyataan  bahwa homoseksual bukanlah penyakit gangguan jiwa secara eksplisit terdapat dalam PPDGJ III tahun 1993.

Lalu bagaimana dengan trans*? Apakah mereka masih dianggap dalam penyimpangan identitas gender? Tentu saja tidak! WHO menjadi pelopor dalam proses depathologisasi transseksualitas pada 18 Juni 2018. Perjuangan ini bertujuan untuk mengeluarkan transseksualitas sebagai penyakit gangguan mental dan menghilangkan gangguan identitas gender dari manual International Classification of Disease (ICD). ICD-11 telah menghilangkan istilah “transseksualisme” dan menggantikannya dengan istilah “Ketidaksesuaian Gender” (GI – Gender Incongruency)1. Ketidaksesuaian Gender yang dimaksud adalah ketidaksesuaian yang ditandai dan persisten antara jenis kelamin yang dirasakan atau dialami dengan jenis kelamin yang ditetapkan untuk kelahiran. ICD 11 ini akan diberlakukan pada 1 Januari 20212

Jadi apakah Indonesia juga merayakan IDAHOBIT?

Arus Pelangi turut menjadi salah satu organisasi yang mengusung perayaan IDAHOBIT pada tanggal 17 Mei 2008, dengan melakukan parade aksi damai di Bunderan HI bersama-sama dengan beberapa organisasi LGBTI lainnya. Tujuannya adalah untuk menyampaikan pesan keberagaman seksualitas dan identitas gender kepada masyarakat luas, karena adanya stigma, diksriminasi dan kekerasan terhadap komunitas LGBTI yang masih tinggi di Indonesia. Berdasarkan Catatan Kelam Arus Pelangi, tercatat sudah ada 1,840 LGBTI di Indonesia yang  menjadi korban persekusi sampai dengan tahun 20183.

Arus Pelangi merayakan IDAHOBIT setiap tahunnya dengan berbagai kegiatan dan parade aksi damai. Namun, kami tidak dapat melakukan parade aksi damai sejak 2016, karena isu LGBTI mulai ramai menjadi sorotan publik dan juga adanya tekanan dari pemerintah. Meski demikian, tentu saja tidak menyurutkan semangat juang kami untuk terus mewarnai pelangi IDAHOBIT setiap tahunnya dengan berbagai macam kegiatan melalui kampanye online maupun diskusi-diskusi yang terbatas untuk umum. 

Tahun 2020 ini, seiring dengan adanya pandemi Covid 19, maka kami melakukan serangkaian diskusi online dengan tema “Suara yang Dibungkam” mulai dari tanggal 9 Mei 2020, 11 Mei 2020, 13 Mei 2020, 15 Mei 2020 dan 18 Mei 2020 dengan berbagai tema diskusi dan narasumber. Bahkan, salah seorang narasumber merupakan Duta Besar Swedia. Konsep acara terbuka untuk umum tetapi tetap dengan mendaftarkan diri terlebih dahulu. Adapun tujuan dari rangkaian kegiatan ini adalah sebagai bentuk peringatan tahunan untuk melawan kebencian terhadap LGBTI di Indonesia dan meningkatkan kesadaran publik terkait situasi LGBTI di Indonesia dari aspek akses pekerjaan, media, hukum pidana, keluarga dan hak asasi manusia.

Peserta yang mengikuti kegiatan ini beragam, mulai dari berbagai daerah di Indonesia dan ada juga yang berasal dari luar negeri, hal itu turut menunjukkan bahwa ada dukungan yang tinggi dari kawan-kawan komunitas dan pendukung (allies). Selama kegiatan berlangsung, Arus Pelangi juga menyediakan juru bahasa isyarat (BISINDO) yang mengakomodir peserta Tuli.

Jadi buat kawan-kawan yang belum bergabung dalam beberapa kegiatan tadi, jangan sedih, karena tahun depan kami akan kembali merayakan IDAHOBIT dengan berbagai kegiatan yang akan lebih seru dan menarik.

Selamat hari IDAHOBIT, gaessss!

Tetap semangat dan berjuang untuk kehidupan LGBTI yang lebih baik!

Penulis: Dave Blue

Footnote:
1. https://www.mentalhealthjournal.org/articles/gender-incongruence-is-no-longer-a-mental-disorder.html
2. https://koran.tempo.co/read/opini/450344/memanusiakan-transgender?
3. Catatan Kelam Arus Pelangi 2018

Facebook
Twitter
WhatsApp
Email
Telegram

RECENT ARTICLESS